Sabtu, 03 Januari 2009

SUKSES MUDA


TaManBinTaNG >>> Tip Sukses Muda Senang Tua Senang

Chausal Machbob
Sat, 3 Jan 2009 19:53:15 -0700

Tip Sukses Muda Senang Tua Senang

Mana yang Anda pilih: "Muda senang, tua tenang" atau "Muda resah,
tua susah"? Tentunya opsi pertama yang menjadi pilihan Anda.
Bagaimana caranya? Apakah Anda harus menunggu warisan miliaran
rupiah? Apakah Anda harus mendapat lotere milyaran rupiah? Apakah
Anda harus menjadi pimpinan di sebuah perusahaan beesar? Ternyata
bukan itu jawabannya. Ingin tahu rahasianya? Simak yang berikut.

Dimana Anda Saat Ini? Apakah Anda saat ini sedang mengukir nasib
Anda untuk menuju opsi pertama: Muda senang, tua tenang? Untuk
melihat posisi Anda saat ini, coba pertanyaan berikut:
Apakah Anda masih punya cicilan yang masih harus Anda lunasi?
Apakah Anda masih banyak menggunakan pinjaman untuk membiayai
kebutuhan hidup sehari-hari?
Bagaimana dengan status rumah Anda? Apakah Anda masih tinggal di
rumah sewaan?
Apakah Anda langsung mengalokasikan pengeluaran Anda ke beberapa pos
yang harus Anda bayar padahal Anda belum lagi menerima gaji?
Apakah Anda merasa senantiasa dikejar-kejar oleh kebutuhan hidup
kian hari kian menggunung?
Jika sebagian besar jawaban Anda adalah "Ya", Anda perlu berhati-
hati, karena jika kondisi ini terus berlanjut, kemungkinan Anda
sedang menciptakan masa tua yang resah. Kondisi ini perlu Anda
perbaiki. Beberapa strategi berikut mungkin cocok untuk Anda
terapkan.

Muda Senang, Tua Tenang
Ketika muda hidup senang, setelah pensiun hidup tenang. Ini mungkin
merupakan cita-cita Anda juga? Jika demikian, Anda tidak sendirian.
Banyak orang ingin hidup tenang ketika memasuki usia senja.
Mereka ingin jalan-jalan keliling dunia, tidak perlu lagi bekerja
untuk mencari uang. Kalaupun mereka tetap bekerja, tujuannya bukan
untuk mencari uang menutupi kebutuhan sehari-hari lagi, melainkan
karena pekerjaan tersebut memberikan mereka kesenangan dan kepuasan
dalam melakukannya. Lalu, bagaimana caranya?

Tujuan Hidup
Agar hidup senang dan tenang, terlebih dahulu Anda perlu memiliki
tujuan hidup. Tujuan hidup ini akan membantu Anda untuk menentukan
langkah dan menyeleksi keputusan serta tindakan finansial yang akan
Anda ambil untuk membentuk "masa depan" (baca: masa pensiun) Anda.
Semakin jelas tujuan ini, semakin mudah menyusun rencana, memilih
strategi, dan bertindak untuk mewujudkannya. Misalnya: saya ingin
pensiun dengan uang satu miliar, satu rumah 800 m2 milik sendiri,
dan dana bulanan yang secara otomatis bisa diperoleh untuk menutupi
kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan membandingkan kondisi Anda
sekarang dan kondisi yang ingin Anda raih, Anda bisa menyusun
strategi untuk merealisasikannya (menjembatani "gap" antara kondisi
sekarang dengan kondisi masa depan).

Hidup Cukup
Mana yang Anda pilih: Terlihat seperti orang kaya atau menjadi orang
kaya? Kebanyakan orang memilih untuk "terlihat" seperti orang kaya.
Mereka mengendarai mobil mewah, tinggal di rumah mewah, dan terlihat
menjejali tempat-tempat yang sering dikunjungi orang-orang "kaya",
walaupun sebenarnya mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk
membiayai gaya hidup mewah mereka.
Hasilnya: mereka banyak berhutang, dan hidup dari bulan ke bulan
dengan strategi gali lubang tutup lubang. Bagi mereka, gaji atau
pendapatan yang mereka terima tidak pernah cukup untuk menutupi
kebutuhan mereka akan gaya hidup mewah.
Jika mereka mau hidup cukup (hidup di rumah yang lebih kecil, tetapi
milik sendiri, daripada rumah mewah, tapi sewaan; naik mobil lebih
sederhana, tetapi tidak menggeragoti tabungan daripada naik mobil
mewah yang membuat kantong kempes dan hutang menjulang), banyak yang
bisa mereka hemat. Uang yang dihemat bisa dialokasikan untuk membuat
hidup mereka lebih berarti dan masa tua mereka lebih tenang.

Uang yang bisa dihemat dari cara hidup cukup bisa diinvestasikan
untuk kondisi emergensi dan untuk hari tua. Ke mana harus
berinvestasi? Ada banyak bidang yang bisa menjadi pilihan investasi:
tabungan, deposito, surat berharga, bisnis, real estate dan
asuransi. Atau anda juga dapat menginvest uang anda dengan memulai
usaha online dengan cara mempunyai website sendiri anda dapat
menjual produk apa saja yang anda punya anda juga dapat menjual
produk orang lain dengan mendapatkan komisi.Atau barangkali anda
ingin menjadi broker netter menyebutnya dengan affiliate anda akan
mendapatkan komisi yang besarnya 30 sampai 40 % setiap berhasil
menjual produk orang lain.Usaha ini sangat aman karna tak memerlukan
biaya yang besar anda dengan mudah dapat membuat website sendiri
sekalipun anda sama sekali baru dan dalam dunia online.Kalau anda
tertarik untuk mempunyai website sendiri silahkan klik situs di
bawah ini kami akan memberikan tip gratis selama satu minggu.


Wassalam
Chausal Machbob
http://www.causalbob.blogspot.com

Jumat, 02 Januari 2009

CARA MENUJU KESUKSESAN

7 Langkah Menuju Kesuksesan Finansial Juni 16, 2007

Posted by Chausal Machbob

KEMBANGKAN RENCANA KEUANGAN
Perencanaan sangat besar artinya bagi kesehatan kondisi keuangan Anda. Buat daftar tujuan jangka pendek dan jangka panjang Anda. Dengan mengetahui tujuan-tujuan Anda, Anda dapat merumuskan cara untuk mencapainya, dan segera memulai langkah-langkah untuk mewujudkannya. Mungkin Anda berpikir ,”Gimana nanti aja deh…”. Coba Anda renungkan saat ini juga apakah kita akan memliki penghasilan seperti ini selamanya, dan apakah tujuan hidup kita akan tercapai begitu saja tanpa perencanaan yang jelas? Tampaknya gak mungkiiin deh….

TAATI BUDGET ANDA
Pas jam makan siang, Anda mampir ke ATM dan ingin mengambil uang 50,000 untuk makan siang di luar (sekali-kali gak di pantry lah…). Pada saat Anda lihat saldo yang tersisa ternyata tinggal 20,000!! Hei, kemana saja perginya uang Anda??
Ini semua kembali ke masalah budgeting. Sebisa mungkin monitor secara ketat pengeluaran Anda sehari-hari. Buatlah catatan, berapa banyak yang harus Anda alokasikan untuk keperluan bulanan, keperluan harian dan keperluan rekreasi atau hobby Anda.
Jangan lupa sisihkan jumlah uang yang tetap setiap bulannya untuk ditabung. Ingat!! Pay yourself first, bayar diri Anda dulu untuk tabungan Anda, masa depan Anda, sebelum uang penghasilan kita pakai untuk keperluan kita yang lain…Menyusun budget itu gampang….yang susah itu bagaimana menaatinya…hehehe

HIDUPLAH SESUAI KEMAMPUAN ANDA
Jangan biarkan gaya hidup melampaui penghasilan Anda. Apabila Anda naik gaji (Amiiiin), jangan biarkan pengeluaran Anda ikut naik juga, Justru tingkatkanlah jumlah tabungan Anda…Selalu pisahkan kebutuhan dan keinginan, Anda mungkin tidak akan sakit atau mati jika keinginan Anda tertunda bukan?? Tapi kebutuhan adalah hal yang harus sebisa mungkin dipenuhi tiap bulannya.
Tipsnya….pandai-pandailah memilih teman. Kalau kita berteman dengan perokok…bukan tidak mungkin ada budget tambahan untuk beli rokok. Jika berteman dengan seorang ‘shop-a-holic’ bisa jadi kita jadi beli sesuatu yang sebenarnya kita tidak perlukan….Intinya : KEEP ALL UNDER CONTROL

MENABUNGLAH !!!
Ingat, idealnya setiap orang mempunyai tabungan sebesar 2 – 4 kali lebih besar dari penghasilannya yang tidak boleh disentuh keuali dalam keadaan emergency. Mungkin saja mobil Anda rusak berat bersamaan dengan tanggal jatuh tempo pembayaran asuransi tahunan Anda. Di saat seperti ini…kerasa kan manfaat tabungannya.
Tipsnya…sisihkan 10% dari penghasilan Anda untuk ditabung sebaelum pengeluaran dan tagihan menanti. Jika tidak sanggup 10% bisa didapatkan dengan mengurangi ‘gaya hidup’ kita sebesar 10%. Susah?? Siapa bilang? Jika kita biasa makan dengan budget 10,000 sekali makan….apakah jika dikurangi 1,000 saja akan membuat Anda kelaparan? Hmm…

BEBASKAN DIRI DARI JERATAN HUTANG KARTU KREDIT
Kartu plastik ini memang godaan, seakan-akan kita memiliki uang lebih. Ingat bahwa kartu kredit bukanlah uang lebih!! Gunakan hanya di saat emergency dan bukan ketika Anda ingin membeli barang yang harganya di luar kemampuan Anda.
Tipsnya…memiliki 2 kartu kredit sudah sangat lebih dari cukup untuk Anda. Tapi 1 kartu saja sebenarnya sudah sangat cukup jika dapat digunakan secara bijak.

MEMILIKI PERLINDUNGAN KEUANGAN
Asuransi adalah bagian yang sangat penting dari sebuah perencaan keuangan Anda, dan memegang peranan utama dalam menjamin kepastian kondisi keuangan Anda di masa depan. Tentunya Anda tidak ingin sebuah bencana seperti insiden PJR di tol Jagorawi kemarin menghancurkan rencana masa depan Anda dan keluarga. Pertimbangkan kembali, apakah Anda telah memiliki proteksi yang cukup atas jiwa Anda, kesehatan, pendidikan, masa pensiun, mobil atau bahkan rumah Anda.
Sebuah fenomena menarik yang terjadi adalah orang Indonesia lebih bangga memiliki 3-4 kartu kredit, sementara di Jepang (katanya) orang justru memiliki 3-4 asuransi untuk dirinya. Di Indonesia banyak orang yang mengasuransikan rumahnya, mobilnya (karena masih kredit…hehehe), tapi tidak jiwanya (coba bayangkan siapa yang harus melunasi kredit mobil tersebut jika Anda meninggal)

BERINVESTASILAH
Jika memungkinkan, akan lebih ideal apabila di samping menabung dan mengikuti program asuransi, Anda juga dapat menyisihkan sejumlah dana untuk diinvestasikan.
Apabila Anda telah menjalankan empat saja dari tujuh hal di atas. Anda tengah berada di jalan menuju kesuksesan finansial. Namun, apabila Anda belum memulainya, tidak pernah ada kata terlambat. Mulailah sekarang juga. Ingat bahwa ribuan langkahpun selalu dimalai dengan LANGKAH PERTAMA.

LANGKAH KESUKSESAN

"Saya setuju bahwa manusia memiliki potensi untuk meraih sukses yang tak terbatas. Tetapi kenyataannya, pada saat kita berusaha untuk meraih kesuksesan itu, sering kali hasilnya tidak maksimal. Saya pikir-pikir, sepertinya hal itu terjadi karena kita sering kali tidak konsisten atau terlalu cepat menyerah.

Tetapi kita menyerah bukan karena kita tidak mampu lagi untuk meneruskan perjuangan. Melainkan karena kita tergoda untuk mengikuti perasaan kita sendiri yang cenderung tidak mau susah atau tidak mau bayar harga. Maunya, cari yang instan...Nah, pertanyaan saya adalah, bagaimana kita menghadapi kencenderungan seperti ini?"

Setelah berpikir cukup keras, saya pun memberikan tiga tips seperti yang diharapkan. Salah satu dari tips tersebut saya ingat dari sebuah buku yang pernah saya baca pada tahun 1998. Buku tersebut berjudul "The Road Less Travelled," karya agung seorang Psychiatrist bernama Morgan Scott Peck. Salah satu bab dalam buku ini diberi judul "Delaying Gratification - Sacrificing Present Comfort for Future Gains." secara sederhana dapat diterjemahkan menjadi: "Menunda kesenangan/kenyaman an sesaat demi mendapatkan kesenangan/kenyaman an yang lebih besar dan lebih utuh di kemudian hari."

Tips ini dijelaskan dengan sebuah penelitian yang pernah dilakukan dengan melibatkan sejumlah anak-anak berusia sekitar 7 tahun. Anak-anak tersebut dikumpulkan dalam suatu ruangan. Di atas meja mereka masing-masing diletakkan empat buah marshmallow, makanan kecil semacam candy yang sangat disukai oleh anak-anak. Lalu sorang guru berkata kepada mereka, "Anak-anak, selama 45 menit kedepan, kalian akan menonton film bagus dan sementara itu saya akan keluar dari ruangan ini dan membiarkan kalian menonton bersama. Selama saya pergi, kalian boleh memakan habis keempat marshmallow yang ada di depan kalian. Tetapi...dengarkan baik-baik, bila di antara kalian ada yang berhasil menahan diri untuk tidak memakan marshmallow tersebut sampai saya kembali, maka saya akan menghadiahkan kepadanya lebih banyak lagi marshmallow untuk dibawa pulang."

Setelah memastikan bahwa semua anak mengerti setiap kata yang baru saja diucapkan, sang guru keluar dan membiarkan anak-anak tersebut menonton. Di setiap sudut ruangan telah dipasang sejumlah video camera untuk merekam gerak-gerik setiap anak.

Dari rekaman tersebut terlihat respon dari masing-masing anak. Ada yang satu menit setelah sang guru keluar dari ruangan, keempat marsmallow langsung disantap. Beberapa anak lain berhasil menahan diri sampai sepuluh menit, bahkan sampai tiga puluh menit, tetapi akhirnya tergoda untuk memakan satu, dua, tiga dan ada yang habis semuanya.

Tetapi ada tiga anak yang berhasil menahan diri. Mereka berhasil menunda kenikmatan sesaat demi marshmallow yang lebih banyak. Dari rekaman terlihat jelas bahwa mereka ingin sekali memakan marshmallow itu. Apalagi pada menit-menit terakhir ketika anak-anak lain memakan habis marksmallow mereka. Perjuangan yang tidak mudah bagi anak umur tujuh tahun.

Setiap kali mereka melihat marshmallow yang menari di atas meja, mereka mengalihkan mata ke layar TV. Kadang mereka menutup mata, kadang mereka menjauh dari marshmallow dan memandang ke luar jendela. Berbagai cara mereka lakukan dan pada akhirnya mereka pun berhasil.

Tiga puluh tahun kemudian, ketika anak-anak tersebut telah beranjak dewasa diselidiki bagaimana kehidupan mereka. Hasilnya sangat menarik, ternyata ketiga anak yang berhasil menahan diri untuk tidak memakan marshmallow mendapatkan nilai-nilai terbaik dari sekolah terbaik. Kehidupan sosial mereka juga baik dan mereka mencapai prestasi puncak pada pekerjaan mereka masing-masing.

Sebaliknya anak-anak yang tidak mampu menahan diri untuk makan marsmallow, rata-rata gagal dalam sekolah, terlibat pergaulan buruk dan pelanggaran hukum, beberapa masih menganggur dan beberapa lainnya tidak diketahui keberadaannya.

Penelitian ini menyimpulkan pentingnya menahan diri dan menunda kesenangan, bila kita ingin meraih kesuksesan yang lebih besar dan lebih utuh (Baca: Kesuksesan Sejati).

Setiap kita memiliki marshmallownya masing-masing. Bagi sekelompok orang marsmallow itu berupa Sex. Berapa sering kita menyaksikan orang-orang berbakat jatuh karena tidak mampu menahan nafsu sexnya? Bagi kelompok lain, marshmallow itu berupa barang-barang mahal. Tidak jarang tagihan kartu kredit membengkak karena nafsu belanja yang tidak bisa dikendalikan. Bagi para tenaga Sales, marshmallow itu bisa muncul dalam bentuk perasaan malu bila ditolak oleh calon konsumern. Tidak heran bila tenaga Sales seperti ini selalu gagal mencapai target.

Setelah saya selesai menjelaskan, peserta yang barusan bertanya terlihat manggut-manggut. Ia kemudian bercerita bahwa bagi suku/etnis Lampung Abung, khususnya di Kotabumi, istilah Delaying Gratification itu dapat diartikan dengan kata:

"Nedes." Waktu ia masih kecil orangtuanya sering mengajarkan kepadanya untuk menahan diri dan menunda kesenangan, demi kesuksesan di kemudian hari. Ia mengaku sudah lama melupakan nasihat yang sangat berharga tersebut. Menurut penjelasannya, kata nedes biasa dipakai oleh orang tua ketika menasehati anak-anaknya yang sedang menuntut ilmu: "Nedes, nak...nedes! "

Selama kita masih hidup, kita pasti akan menemui berbagai macam bentuk marshmallow ini (baca: godaan). Untuk bisa tampil sebagai pemenang, kita perlu melatih diri untuk konsisten pada visi yang sedang kita tuju. Kita harus belajar untuk tidak mudah berbelok arah. Kita perlu untuk terus mengingatkan diri, "Nedes...Nedes! Tahan Diri...Tahan Diri! Tunda Kesenangan.. .Tunda Kesenangan!"

Atau, bila marshmallow itu sangat menggoda dan terlalu sulit untuk ditolak, larilah dan jangan lagi menoleh ke belakang.... Iya, saya tahu, saya pernah mengalaminya, perkara yang satu ini memang bukan perjuangan yang mudah untuk dimenangkan. Tetapi bila kita sungguh-sungguh berusaha, dengan terus berdoa dan bersandar pada pertolongan Allah, niscaya kita akan mampu bertahan bahkan tampil sebagai pemenang. Cobalah dan buktikan sendiri.

Salam sukses untuk Anda!

KALAU SUDAH SUKSES










SITUS KAMI
























CAUSALBOB.BLOGSPOT.COM

KERJA KERAS


28 Pebruari 2006 - 10:44 (Diposting oleh:
KERJA KERAS, SAMPAI KAPAN?

Teknologi membuat semua orang yang saya kenal
bekerja lebih keras dan lebih lama.
– Chausal Machbob

Pernahkah Anda menghitung, berapa jam biasanya waktu yang Anda pergunakan untuk bekerja mencari nafkah hidup dalam seminggu? Jawabannya mungkin akan bervariasi, tergantung pada jenis pekerjaan atau profesi yang Anda jalankan. Coba bayangkan profesi-profesi berikut: pengacara, dokter, notaris, pilot, hakim, jaksa, petani, pedagang, manajer/ekskutif, konsultan, model iklan, pemain film dan sinetron. Manakah diantara mereka yang menurut Anda bekerja paling keras untuk menafkahi hidupnya? Bagaimana dengan pegawai swasta dan pegawai negeri pada umumnya? Siapakah yang jam kerja rata-rata per minggunya paling panjang? Bagaimana dengan pengajar sekolah, buruh-buruh pabrik, kuli angkut, dan pekerja di pusat-pusat pembelanjaan modern yang baru pulang setelah pukul 9 malam? Manakah yang paling banyak mengucurkan keringat?

Ada asumsi bahwa orang-orang yang harus bekerja lebih dari 45 jam per minggu adalah kaum pekerja kasar yang tak terpelajar. Jam kerja mereka panjang, dan proses kerjanya lebih mengandalkan keterampilan fisik/otot, sehingga upahnya serba minimum. Mereka yang terpelajar, kaum profesional dan para sarjana lulusan universitas terkemuka yang menjadi manajer-manajer di usia belia, adalah orang-orang yang seharusnya memiliki waktu kerja pendek karena mampu bekerja dengan lebih cerdas. Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat mengagumkan dalam satu dekade terakhir, kelompok terpelajar yang bekerja mengandalkan otak diasumsikan akan memerlukan waktu kerja yang relatif minimum, kurang dari 40 jam per minggu. Sebab, bukankah orang-orang yang cerdas dengan perangkat teknologi mutakhir seharusnya tidak perlu bekerja keras seperti nenek moyang mereka (dan kita) dulu?

Masalahnya, di sekolah kehidupan kita kemudian menyaksikan kenyataan yang lain. Seperti dilaporkan BusinessWeek edisi Oktober 2005 lalu, dalam konteks Amerika jumlah para ”budak kerja” itu cukup mencengangkan. Lebih dari 31% pekerja pria lulusan perguruan tinggi di Amerika Serikat lazim bekerja 50 jam atau lebih dalam sepekan di kantor, naik dari 22% di tahun 1980, ketika teknologi informasi belum canggih seperti dewasa ini. National Sleep Fondation melaporkan bahwa sekitar 40% orang dewasa Amerika tidur kurang dari 7 jam pada hari kerja. Padahal sejak 1926 Henry Ford telah mempelopori lima hari kerja dalam sepekan, dan sejak 1970 di Amerika berlaku waktu kerja 40 jam seminggu. Lalu bagaimana menjelaskan kecenderungan pekerja terpelajar Amerika dewasa ini yang malah menghabiskan waktu kerja seperti para buruh pabrik di abad ke-19, yang rata-rata bekerja 60 jam per minggu?

KESUKSESAN DAN RINTANGAN


kekuatan terbesar yang dimiliki seseorang adalah kekuatan untuk memilih.
- J. Martin Kohe Ada seorang laki-laki yang suka bermain basket. bola basket adalah roh hidupnya. suatu hari, laki-laki itu dikunjungi oleh malaikat. karena sangat suka bola basket, laki-laki itu memanfaatkan kesempatan itu untuk menanyakan sebuah pertanyaan yang sudah lama ada di benaknya. Ia bertanya pada malaikat, "Bisakah kau katakan padaku apakah ada pertandingan bola basket di surga?" Malaikat itu tersenyum padanya dan berkata, "Sebenarnya akau punya berita bagus dan berita buruk untukmu. berita bagusnya adalah 'ya', ada pertandingan bola basket di surga dan berita buruknya adalah, kamu yang terpilih dalam pertandingan besar nanti malam!" INILAH PRINSI-PPRINSIP KESUKSESAN ITU Cerita di atas bisa saja masuk kategori lelucon, tapi cerita ini memiliki makna yang lebih dalam. Berdasarkan hukum-hukum alam berlawanan atau polaritas - ada sisi baik ada sisi buruk dalam segala sesuatu. Ada panas dan dingin dan ada negatif dan positif. Begitu pula, keberhasilan adalah kesepakatan terpaket. Anda tidak akan mendapatkan kesuksesan tanpa disertai penderitaan. kesuksesan datang bersama dengan tantangan-tantangan dan rintangan-rintangan. Anda harus memiliki keduanya dalam waktu yang sama. tidak ada cara untuk memisahkan keduanya karena mereka memilikibagian yang bagus. syaratnya anda harus menerima keduanya! APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN SEKARANG? Mulai sekarang saya akan menerima kesuksesan dan tantangan sekaligus. Saya tidak akan bersikap egois dengan bersikukuh mengharapkan kesuksesan semata tanpa mempedulikan tantangan. Keduanya akan saya terima sebagai sebuah kesatuan. Keduany adalah satu paket. Saya dengan mantap memilih perspektif ini. Saya layak memperoleh kesuksesan karena saya berani menerima kesuksesan dan kegagalan sebagai sebuah paket!